The Orange Tailed Awl

Bibasis sena

Deskripsi

Bibasis sena memiliki sayap sisi atas berwarna coklat tua tanpa tanda, sayap sisi bawahnya berwarna coklat tua dengan pita discal putih yang menonjol di sayap belakang dari space 1b hingga costa. Pita discal putih juga terdapat pada paruh bawah sayap depan dengan bercak biru keunguan yang bersinar. Pada sayap belakang di bagian tornus dihiasi dengan silia berwarna oranye disepanjang termen. Kakinya berwarna oranye pucat kekuningan.

Larva : larva Bibasis sena memiliki tubuh berbentuk silinder berwarna keputihan dengan empat bercak merah jingga di sisi tubuhnya. Kepalanya berwarna jingga, tubuhnya ditutupi setae putih agak panjang di dorso-lateral dan sub-spirakular saat menetas. Pada instar selanjutnya, tubuh ulat berwarna kekuningan dengan pita hitam melintang pada segmen tubuh. Setae di permukaan tubuhnya memendek.

Pupa : pupa Bibasis sena berwarna keputihan dengan bercak kekuningan, namun esoknya berubah menjadi coklat pucat dan dilapisi lapisan tipis zat tepung berwarna keputihan. Terdapat bintik hitam kecil dorso-lateral dan lateral di sebagian besar segmen tubuh.

Jumlah Populasi

-

Masa Hidup

-

Berat

-

Panjang

Lebar sayap antara 35 – 45 mm.

Ar

Arboreal

He

Herbivore

Klasifikasi

KERAJAAN

:

Animalia

FILUM

:

Arthropoda

KELAS

:

Insecta

BANGSA

:

Lepidoptera

FAMILI

:

Hesperiidae

MARGA

:

Bibasis

SPECIES

:

Bibasis sena

Distribusi

Bibasis sena ditemukan di rawa-rawa dan lahan terbuka di hutan hujan tropis dan hutan gugur yang lembab hingga ketinggian sekitar 600 m di atas permukaan laut.

Geografi

Benua : Asia

Negara/Daerah : Bibasis sena tersebar di India, Sri Lanka, Nepal, China, Taiwan, Jepang, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Lombok, Sumba dan Sumbawa).

Perilaku dan Gaya Hidup

Bibasis sena terbang dengan kecepatan tinggi dan kemampuan terbangnya kuat, termasuk spesies krepuskular yang aktif pada fajar dan senja, sering terlihat mengunjungi genangan air dan berjemur di bagian bawah daun saat istirahat.

Gaya Hidup

Arboreal

Bioma

Hutan hujan tropis

Zona Iklim

Tropis

Makanan dan Nutrisi

Larva Bibasis sena memakan daun dari tanaman inangnya, Hiptage benghalensis. Ulat spesies ini berlindung di sela-sela daun dengan membuat potongan berliku-liku dari tepi daun dan melipat potongan daun ke atas.

Tipe makanan : Herbivora (larva), Nektivora

Perilaku Kawin

Bibasis sena berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar), telurnya diletakkan satu persatu di atas tunas muda atau di atas daun tanaman inang. Telur berbentuk kubah, berwarna merah anggur cerah, permukaannya ditutupi garis menonjol vertikal memanjang secara longitudinal dari area mikropilar atas ke tepi alas.

Lingkaran kehidupan (Metamorfosis) : Telur Bibasis sena diletakkan sendiri-sendiri pada pucuk muda atau bagian atas daun tanaman inang. Saat menetas, ulat akan menggigit bagian kutub dari cangkang telur. Ulat yang baru menetas memiliki panjang awal sekitar 1,8 mm, instar pertama bertahan kurang lebih 2 hari hingga panjang tubuh mencapai 4,5-5mm. Badan ulat instar ke-2 berwarna keputihan sampai pucat kekuningan dengan pita melintang hitam pada ruas badan, setae menjadi agak pendek dan tidak mencolok. Instar ini bertahan sekitar 2 hari dengan panjang tubuh sekitar 8-9 mm. Corak tubuh ulat instar ke-3 mirip dengan ulat instar ke-2. Instar ini berlangsung selama 2-3 hari dengan panjang tubuh sekitar 13-14 mm. Ulat instar ke-4 sangat mirip dengan ulat instar ke-3 tetapi memiliki tambahan tiga pita punggung sempit dan hitam, yang semakin menonjol saat pertumbuhan berlangsung di instar ini. Instar ini bertahan 2,5-3 hari dengan panjang tubuh mencapai 27-28 mm. Ulat instar ke-5 sangat mirip dengan ulat instar ke-4 tetapi memiliki beberapa tanda hitam yang lebih besar dan lebih luas. Instar terakhir ini membutuhkan waktu sekitar 5 hari untuk menyelesaikannya dengan panjang tubuh mencapai sekitar 40 mm.

Menjelang akhir instar ke-5, tubuh ulat memendek secara bertahap dan tubuhnya berubah warna menjadi pucat keputihan / kekuningan. Ulat kemudian berlindung di balik daun untuk mempersiapkan tahap pra-pupa. Setelah mengikat dirinya ke bantalan sutra di dekat pita transversal, pra-pupa menjadi tidak aktif selama sekitar 0,5 hingga 1 hari sebelum dimulainya kejadian kepompong. Kepompong diikat dengan sabuk sutra dan kremastral melekat pada pita melintang pendek pada substrat, panjang pupa: 21-23 mm. Setelah 7-8 hari, kepompong menjadi sebagian besar berwarna hitam di bantalan sayap dan semua segmen tubuh, menandakan akhir dari fase kepompong. Kupu-kupu biasanya akan keluar pada pagi hari berikutnya.

Masa reproduksi : –

Masa inkubasi : –

Usia mandiri : sejak menetas

Nama anakan : –

Jumlah anak/telur : –

Populasi

Status Populasi : Belum Dievaluasi (NE)

NE

DD

LC

NT

VU

EN

CR

EW

EX

FOTO GALERI

Referensi

  1. Khoon, S. 2010. A Field Guide to The Butterflies of Singapore. Ink On Paper Communications, Singapore.
  2. Bibasis sena on Wikipedia article 
  3. Life History of The Orange Tailed Awl article 
  4. Orange-tail Awl article