Ular Bakau Hijau

Gonyosoma oxycephalum

Deskripsi

Ular Bakau Hijau merupakan salah satu spesies ular besar dengan moncong panjang. Berwarna hijau terang dan ekor berwarna merah karat. Coklat kemerahan atau abu-abu. Bagian samping bawah berwarna hijau yang lebih muda atau kekuningan. Ada garis berwarna gelap dari hidung lewat matanya, menandai batas antara bagian atas kepala yang berwarna hijau dengan bagian bibir yang berwarna hijau lebih muda. Ular muda pada umumnya dapat berwarna lebih gelap.

Jumlah Populasi

Menurun

Masa Hidup

20 tahun

Berat

-

Panjang

Panjang total rata-rata 1.6 m, maksimal 2.4 m

Ar

Arboreal

Ca

Carnivore

Di

Diurnal

Klasifikasi

KERAJAAN

:

Animalia

FILUM

:

Chordata

KELAS

:

Reptilia

BANGSA

:

Squamata

FAMILI

:

Colubridae

MARGA

:

Gonyosoma

SPECIES

:

Gonyosoma oxycephalum

Distribusi

Di Bali diketahui berada di daerah-daerah perkebunan bercurah hujan tinggi di ketinggian dari 100 sampai 1400 m dpl. Di tempat lain terdapat di hutan hujan, hutan montana, hutan bakau, rawa-rawa, dan kebun-kebun.

Geografi

Benua : Asia

Negara/Daerah : Kepulauan Andaman dan Nikobar, Asia Tenggara, Kalimantan, Filipina, dan Indonesia dari Sumatra sampai Lombok.

Perilaku dan Gaya Hidup

Ular Bakau Hijau hidup dan menghabiskan sebagian besar waktunya di pohon dan di lubang pohon. Jarang turun ke tanah. Jika Ular Pucuk diganggu, ia dapat melebarkan kantung udara di sekitar lehernya, sehingga terlihat lebih besar. Dalam pertahanannya, ia memiliki ‘sikap’ dan dapat menyerang atau menggigit. Sangat tidak dapat diprediksi dan dapat berubah seiring waktu tetapi mampu menjadi jinak melalui penanganan yang baik.

Gaya Hidup

Arboreal

Bioma

Hutan hujan, hutan bakau, rawa-rawa

Zona Iklim

Tropis

Makanan dan Nutrisi

Ular Bakau Hijau kebanyakan memangsa burung, telur burung, dan kelelawar. Ular ini menangkap mangsanya terbang saat merayap di antara cabang-cabang pohon. Di penangkaran, bisa dilatih untuk memakan tikus.

Tipe makanan : Karnivora

Perilaku Kawin

Ular Bakau Hijau mencapai kematangan seksual pada usia 4 tahun, dan telurnya akan menetas dalam waktu 13 hingga 16 minggu. Betina biasanya bertelur rata-rata antara 3 sampai 8 telur antara September dan Januari dan panjang anaknya sekitar 45 cm (18 inci).

Masa reproduksi : September dan Januari

Masa inkubasi : 13 sampai 16 minggu

Usia mandiri : sejak lahir

Nama anakan : –

Jumlah anak/telur : 3 – 8 butir

Populasi

Status Populasi : Resiko Rendah (LC)

NE

DD

LC

NT

VU

EN

CR

EW

EX

Ancaman Populasi

Tampaknya tidak ada ancaman besar bagi spesies yang tersebar luas dan dapat beradaptasi ini. Skala eksploitasi mungkin tidak cukup besar untuk mengancam spesies ini di seluruh wilayah jelajahnya, meskipun efek pemanenan pada subpopulasi lokal tidak jelas.

Kategori Populasi

Tidak ada ancaman besar yang telah diidentifikasi dan tampaknya tidak ada dampak apa pun terhadap populasi secara keseluruhan dari tingkat eksploitasi saat ini, ular ini terjadi di sejumlah kawasan lindung , dan toleran terhadap tingkat modifikasi habitat. Sehingga dimasukkan kedalam Red List IUCN dengan kategori sedikit perhatian.

FOTO GALERI

Referensi

  1. Gonyosoma oxycephalum on The IUCN Red List site
  2. Gonyosoma oxycephalum Wikipedia article
  3. Somaweera, R. 2017. A Naturalist’s Guide To The Reptiles and Amphibians of Bali. John Beaufoy Publishing, Oxford, England.
  4. McKay, J.L. 2006. Reptil and Amphibi di Bali. Krieger Publishing Company, Florida, USA.