King Kobra

Ophiophagus Hannah

Deskripsi

King Cobra adalah ular besar dengan lipatan kulit yang panjang dan sempit di sekitar lehernya. Warnanya sangat beragam, kecoklatan, hijau muda, hijau abu-abu, abu-abu, coklat kehitaman, dengan atau tanpa garis-garis. Perutnya berwarna putih agak abu-abu. King Cobra muda berwarna hitam dengan garis-garis kuning dan perut kuning, merupakan spesies ular yang neurotoksik dan sangat berbisa.

Jumlah Populasi

Menurun

Berat

-

Panjang

Panjang total rata-rata 3 m, maksimal 4 m

Ar

Arboreal

Ca

Carnivore

Di

Diurnal

No

Nocturnal

Te

Terrestrial

Klasifikasi

KERAJAAN

:

Animalia

FILUM

:

Chordata

KELAS

:

Reptilia

BANGSA

:

Squamata

FAMILI

:

Elapidae

MARGA

:

Ophiophagus

SPECIES

:

Ophiophagus Hannah

Distribusi

King Cobra hidup di hutan dan perkebunan hingga 2.100 m dpl. Di Bali, king cobra biasanya hidup di sekitar pohon bambu, membuat sarang di bawah tumpukan daun bambu kering.

Geografi

Benua : Asia

Negara/Daerah : India termasuk Kepulauan Andaman, Nepal, Bhutan, Bangladesh. Tiongkok Selatan termasuk Kepulauan Hainan dan Hongkong, dan Asia Tenggara termasuk Kalimantan, Filipina, Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi.

Perilaku dan Gaya Hidup

King Cobra sebagian besar menempati daerah berhutan dan perkebunan lebat dengan tutupan vegetasi. Dewasa hidupnya terrestrial, sedangkan remaja dominan arboreal. Saat diganggu atau terancam, bisa melebarkan tudung, dan menggigit.

Gaya Hidup

Terrestrial and Arboreal

Bioma

Hutan hujan tropis

Zona Iklim

Tropis

Makanan dan Nutrisi

King Cobra termasuk ke dalam kelompok hewan karnivora yang memakan ular lain dan kadal besar seperti biawak.

Tipe makanan : Karnivora

Perilaku Kawin

King Cobra merupakan spesies ovipar dengan menghasilkan telur 20 – 51 butir. Betina membuat sarang dari daun-daun yang mati dan bertahan dengan telurnya sampai menetas, yang memakan waktu 70 hari pada suhu 28ºC

Masa reproduksi : Musim Hujan

Masa inkubasi : 70 hari

Usia mandiri : saat lahir

Nama anakan : –

Jumlah anak/telur : 20 – 51 telur

Populasi

Status Populasi : Terancam

NE

DD

LC

NT

VU

EN

CR

EW

EX

Ancaman Populasi

Spesies ini terancam oleh kerusakan habitat akibat penebangan dan perluasan pertanian, karena Asia Tenggara mengalami salah satu tingkat deforestasi tertinggi di daerah tropis dan spesies ini tampaknya paling melimpah di habitat hutan. Spesies ini dipanen untuk makanan, dan terutama tujuan pengobatan di Cina. Di Bali, perburuan dilakukan terutama untuk memasok kebun binatang dan pengumpul internasional, tetapi ular juga kadang-kadang ditemukan untuk dijual di restoran ular.

Kategori Populasi

Ophiophagus hannah telah dinilai sebagai spesies terancam dalam Red List IUCN. Spesies ini memiliki sebaran yang luas, namun tidak umum di daerah manapun di mana ia berada (dengan pengecualian nyata di Thailand, dan hanya ada di kawasan hutan), sangat jarang di sebagian besar jangkauannya, dan telah mengalami populasi menurun lebih dari 80% selama 10 tahun di beberapa daerah sebarannya.

FOTO GALERI

Referensi

  1. Stuart, B., Wogan, G., Grismer, L., Auliya, M., Inger, R.F., Lilley, R., Chan-Ard, T., Thy, N., Nguyen, T.Q., Srinivasulu, C. & Jelić, D. 2012. Ophiophagus hannah. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T177540A1491874
  2. Somaweera, R. 2017. A Naturalist’s Guide To The Reptiles and Amphibians of Bali. John Beaufoy Publishing, Oxford, England.
  3. McKay, J.L. 2006. Reptil and Amphibi di Bali. Krieger Publishing Company, Florida, USA.