Burung Udang

Alcedo atthis

Deskripsi

Alcedo atthis adalah salah satu jenis burung dari family alcedinidae, memiliki ciri tubuh berekor pendek, bertubuh gemuk dengan paruh panjang. Warna dari spesies ini yaitu hijau – biru pada bagian punggung dan kepala, memiliki paruh berwarna hitam dengan kaki merah. Tubuh bagian bawah berwarna coklat kemerahan, dan ada corak putih di bagian leher dan bawah paruh.

Jumlah Populasi

160.000 – 320.000 di Eropa

Berat

-

Panjang

15 cm

Ca

Carnivore

Di

Diurnal

Mi

Migratory

So

Solitary

Klasifikasi

KERAJAAN

:

Animalia

FILUM

:

Chordata

KELAS

:

Aves

BANGSA

:

Coraciiformes

FAMILI

:

Alcedinidae

MARGA

:

Alcedo

SPECIES

:

Alcedo atthis

Distribusi

Pada daerah beriklim sedang, Alcedo atthis mendiami daerah sekitar sungai yang jernih dan berarus lambat, serta danau dengan tepian yang bervegetasi, seperti semak belukar yang memiliki cabang menjorok ke danau untuk tempat berburu. Di musim dingin lebih sering berakitivitas pada daerah pesisir, sering makan di muara atau pelabuhan dan sepanjang pantai berbatu.

Geografi

Benua : Eropa, Asia

Negara/Daerah : Alcedo atthis tersebar di Eropa dan Asia yaitu Asia Tenggara dari Indonesia (Kalimantan, Jawa, dan Bali hanya sebagai pengunjung pada saat musim dingin di wilayah utara), Papua Nugini hingga Australia

Perilaku dan Gaya Hidup

Alcedo atthis hidup di daerah dengan iklim sedang sepanjang tahun, tetapi harus bermigrasi setelah berkembang biak dari daerahnya pada saat musim dingin. Sebagian besar burung musim dingin berkembang biak di bagian selatan wilayah, tetapi jumlah yang lebih kecil melintasi Mediterania ke Afrika atau melintasi pegunungan Malaysia ke Asia Tenggara. Kingfishers bermigrasi terutama pada malam hari, Spesies ini juga terlihat bertengger di bebatuan atau dahan yang menjuntai dan terjun ke air untuk menangkap ikan. Spesies ini juga sangat teritorial; karena ia harus makan sekitar 60% dari berat badannya setiap hari, maka penting untuk memiliki kendali atas bentangan sungai yang sesuai.

Gaya Hidup

Bermigrasi dan territorial

Bioma

Sungai dan danau

Zona Iklim

Sedang

Makanan dan Nutrisi

Alcedo atthis biasa berburu dari ketinggian 1–2 m di atas air, di cabang, pos atau tepi sungai, paruh mengarah ke bawah saat mencari mangsa. Makanan utamanya yaitu ikan, serangga, dan udang.

Tipe makanan : Karnivora

Perilaku Kawin

Musim berbiak Alcedo atthis dimulai pada musim semi. Pacaran dimulai oleh jantan yang mengejar betina terus menerus, dan kemudian ritual makan, dengan biasanya diikuti aktivitas kopulasi. Sarangnya berada di liang yang digali oleh kedua indukan. Liang yang lurus dan miring biasanya memiliki panjang 60–90 cm dan berakhir di ruang yang membesar, biasanya bertelur dua hingga sepuluh telur berwarna putih mengkilap. Kedua indukan mengerami siang hari, tetapi hanya betina yang mengerami di malam hari. Telur menetas dalam 19-20 hari, dan altricial muda berada di sarang selama 24-25 hari, seringkali lebih. Setelah cukup besar, burung muda akan datang ke pintu masuk liang untuk diberi makan.

Masa reproduksi : dimulai saat Musim semi

Masa inkubasi : 19 – 20 hari

Usia mandiri : –

Nama anakan : –

Jumlah anak/telur : 2 – 10 telur

Populasi

Status Populasi : Resiko Rendah (LC)

NE

DD

LC

NT

VU

EN

CR

EW

EX

Ancaman Populasi

Alcedo atthis mati karena kedinginan atau kekurangan makanan, dan musim dingin yang parah dapat membunuh sebagian besar burung. Penyebab kematian lainnya adalah kucing, tikus, tabrakan dengan kendaraan dan jendela, serta gangguan manusia terhadap burung yang bersarang, termasuk pekerjaan bantaran sungai dengan alat berat, dan penumpukan zat kimia atau polusi sungai, karena spesies ini berada di posisi teratas dalam rantai makanan.

Kategori Populasi

Tren populasi dari spesies ini tampak stabil sehingga spesies tersebut diyakini tidak mendekati ambang batas untuk kriteria penurunan populasi dari Daftar Merah IUCN dan dievaluasi sebagai “perhatian paling kecil” atau Least concern

FOTO GALERI

Referensi

  1. MacKinnon, J. 1991 . Fields Guide to the Birds Of Java and Bali. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
  2. Common Kingfisher on Wikipedia article