Percil Bali adalah spesies katak kecil bermulut sempit yang termasuk dalam famili Microhylidae. Katak dewasa biasanya berukuran sekitar 20–25 mm, dengan moncong pendek dan kulit halus. Warna punggungnya berkisar dari cokelat muda hingga keabu-abuan, seringkali dengan pola tengah yang lebih gelap atau pita samar yang membantunya menyatu dengan serasah daun. Tungkainya relatif pendek, dan jari-jari kakinya hanya memiliki sedikit selaput, adaptasi yang cocok untuk gaya hidup terestrial. Spesies ini dinamai berdasarkan panggilan “mengintip”-nya yang khas dan bernada tinggi, terutama terdengar setelah hujan.
BERUDU berukuran kecil, berwarna gelap, dan ramping, beradaptasi untuk hidup di kolam sementara yang dangkal atau genangan air. Mereka memakan detritus organik dan material tanaman mikroskopis. Tahap larva singkat, memungkinkan mereka untuk menyelesaikan metamorfosis dengan cepat sebelum kolam perkembangbiakan mengering.
Agresif atau Berbahaya bagi Manusia? Spesies ini tidak agresif dan tidak berbahaya bagi manusia. Seperti spesies Microhyla lainnya, katak ini pemalu dan menghindari kontak, mengandalkan kamuflase dan gerakan cepat untuk menghindari ancaman.
Status Populasi: Percil Bali saat ini tidak dianggap terancam, meskipun diketahui berada di lokasi terbatas di Bali dan pulau-pulau sekitarnya. Populasinya tampak stabil di habitat yang sesuai, tetapi hilangnya habitat akibat pertanian dan perluasan wilayah perkotaan dapat menimbulkan risiko potensial.
Habitat dan Kebiasaan: Percil Bali mendiami hutan dataran rendah, sawah, kebun, dan padang rumput lembap, seringkali di dekat genangan air atau kolam sementara. Katak ini aktif di malam hari dan paling aktif selama atau setelah hujan. Perkembangbiakan biasanya terjadi di genangan air sementara, parit, dan daerah banjir tempat katak jantan berkumpul dan mengeluarkan suara paduan suara khas mereka untuk menarik katak betina. Selama musim kemarau, mereka mungkin menggali di bawah tanah atau serasah daun untuk mempertahankan kelembapan.
